STRATEGI
PEMBELAJARAN 2017
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Ulfatul
Azizah 16804241032
PENDIDIKAN
EKONOMI / FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2017
Assalamu'alaykum Wr.Wb.
Temen-temen pelajar di seluruh Indonesia! Sudah lama saya tidak menuliskan kembali di blog ini. Nah, sekarang saya akan membahas mengenai model-model pembelajaran. Dimulai dari Konsep Dasar Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Tetapi khusus sekarang saya akan membahas hanya mengenai dengan model pembelajaran. Selamat belajar ya kawan...
A
Konsep
Dasar Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
a.
Model
Pembelajaran
Menurut
(Mulyani, 2000: 70), model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang
dipakai guru dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan siswa
dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan kelas (seperti
alur yang diikutinya). Penggunaan model mengajar tertentu akan menghasilkan
pencapaian tujuan-tujuan yang telah diprogramkan. Unsur penting model
pembelajaran, yaitu:
·
Memiliki nama
·
Merupakan landasan filosofis pelaksanaan
pembelajaran
·
Melandaskan pada teori belajar dan teori
pembelajaran
·
Mempunyai tujuan / maksud tertentu
·
Memiliki pola langkah kegiatan
belajar-mengajar (sintaks) yang jelas
·
Mengandung komponen-komponen, seperti
guru, siswa, interaksi guru dan siswa, dan alat untuk menyampaikan model.
b.
Pendekatan
Pembelajaran
Secara
garis besar pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu teacher centered (berpusat pada guru)
dan student centered (berpusat pada
siswa). Pendekatan menurut Gulo (2008: 4) adalah titik tolak atau sudut pandang
kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar-mengajar.
Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang
guru dalam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi. Unsur penting pendekatan
pembelajaran yaitu:
·
Merupakan sebuah filosofi/landasan
·
Merupakan sudut pandnag terhadap proses
pembelajaran
·
Serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu
·
Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan
materi
c.
Strategi
Pembelajaran
Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran (Sanjaya, 2008: 23). Unsur penting strategi pembelajaran, yaitu:
·
Memiliki tujuan yang jelas
·
Adanya perencanaan yang jelas
·
Menuntut adanya tindakan (action) guru
·
Merupakan serangkaian prosedur yang harus
dikerjakan
·
Melibatkan materi pembelajaran
·
Memiliki urutan/langkah-langkah yang
teratur
d.
Metode
Pembelajaran
Menurut
Sanjaya (2008, 127), metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Unsur penting dalam metode
pembelajaran, adalah sebagai berikut.
·
Merupakan seperangkat cara menyampaikan
pembelajaran
·
Adanya guru sebagai pembawa pesan
·
Memanfaatkan fasilitas yang ada
·
Ada tujuan yang ingin dicapai
·
Menciptakan situasi yang mendukung
·
Melibatkan subjek didik
e.
Teknik
Pembelajaran
Teknik
merupakan keterampilan dan seni (kiat) untuk melaksanakan langkah-langkah yang
sistematik dalam melakukan sesuatu kegiatan ilmiah yang lebih luas atau metode (Sudjana,
2005). Unsur penting dalam teknik pembelajaran, yaitu :
·
Merupakan implementasi dari metode
·
Jabaran operasional dari metode
·
Prosedur pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
·
Memiliki cara khusus dan spesifik, serta
sistematis
f.
Hubungan
antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Gambar
8
Hubungan
antara model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik
B
Model-model
Pembelajaran
a.
Ekspository
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Karakteristik model pembelajaran
ekspository diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Dilakukan dengan cara menyampaikan
materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat
utama dalam melakukan model ini, oleh karena itu orang menyebutnya dengan
ceramah
·
Biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta,
konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang
·
Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip
penggunaan model pembelajaran ekspository :
·
Berorientasi pada tujuan
·
Prinsip komunikasi
·
Prinsip kesiapan
·
Prinsip berkelanjutan
Prosedur
pelaksanaan model ekspository :
1.
Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai
Tujuan
yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku
yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Melalui tujuan yang jelas
selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran juga akan
diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan model ini.
2.
Kuasai
materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat
kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia
akan bebas bergerak; berani menatap siswa; tidak takut dengan perilaku-perilaku
siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran; dan lain-lain.
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar guru menguasai materi yaitu :
·
Pelajari sumber-sumber belajar yang
mutakhir
·
Persiapkan masalah-masalah yang mungkin
muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran sampai detailnya
·
Buatlah garis besar materi pelajaran
yang akan disampaikan untuk memandu dalam penyajian agar tidak melebar
3.
Kenali
medan dan berbagai hal yang dapat memengaruhi proses penyampaian
Beberapa
hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali di antaranya :
·
Latar belakang audiens atau siswa yang
akan menerima materi, misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa
sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa, dan
lain sebagainya.
·
Kondisi ruangan, baik menyangkut luas
dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan
ruangan itu sendiri.
Beberapa
langkah dalam penerapan model ekspository, yaitu:
1.
Persiapan
(preparation)
Beberapa
hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
a)
Berikan sugesti yang positif dan hindari
sugesti yang negatif
b)
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang
harus dicapai
c)
Bukalah file dalam otak siswa
2.
Penyajian
(presentation)
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini adalah sebagai
berikut:
a)
Penggunaan bahasa
b)
Intonasi suara
c)
Menjaga kontak mata dengan siswa
d) Menggunakan
joke-joke yang menyegarkan
3.
Korelasi
(Correlation)
Langkah
korelasi dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran,
baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun
makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik
siswa.
Kelebihan
dari penggunaan model pembelajaran ekspositori adalah:
·
Guru bisa mengontrol urutan dan
keluasaan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
·
Dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki
untuk belajar terbatas
·
Selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat
atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
·
Bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar
Sedangkan
kekurangannya dari penggunaan jenis model ini adalah:
-
Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap
siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
-
Tidak mungkin dapat melayani perbedaan
setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat, serta
gaya belajar.
-
Akan sulit mengembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
-
Sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru
-
Untuk mengintrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan snagat terbatas
b.
Model
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Pembelajaran
dengan penemuan (discovery learning)
merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah
memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penemuan (discovery learning) muncul dari
keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa dalam “menemukan” sesuatu
oleh mereka sendiri, dengan mengikuti jejak para ilmuwan (Nur, 2005). Kelebihan
model pembelajaran penemuan menggunakan pendekatan penemuan terbimbing (Carin
& Sund, 1989: 95-96) sebagai berikut.
·
Mengembangkan potensi intelektual
·
Mengubah siswa dari meiliki motivasi
dari luar (extrinsic motivation)
menjadi motivasi dalam diri sendiri (intrinsic
motivation).
·
Siswa akan belajar bagaimana belajar (learning how to learn).
·
Mempertahankan memori
Zuhdan
Kun Prasetyo dkk. (2001: 17) berpendapat bahwa belajar penemuan dibedakan
menjadi dua, yaitu penemuan bebas (free
discovery) dan penemuan terpadu/terpimpin (guided discovery). Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan
dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning), antara lain:
(1) Menentukan
tujuan yang akan dipelajari oleh siswa;
(2) Memilih
metode yang sesuai dengan kegiatan penemuan;
(3) Menentukan
lembar pengamatan data siswa;
(4) Menyiapkan
alat dan bahan secara lengkap;
(5) Menentukan
dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok
yang terdiri dari 2-5 siswa;
(6) Mencoba
terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui
kesulitan yang mungkin timbul atau kemungkinan untuk modifikasi.
Tabel 1
Tahap-tahap
pembelajaran penemuan terbimbing yang dikembangkan
No.
|
Tahap-tahap
|
Kegiatan guru
|
1.
|
Menjelaskan
tujuan/mempersiapkan siswa
|
Menyampaikan
tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dengan mendorong siswa untuk terlibat dalam
kegiatan
|
2.
|
Orientasi
siswa pada masalah
|
Menjelaskan
maslaah sederhana yang berkenaan dengan materi pembelajaran
|
3.
|
Merumuskan
hipotesis
|
Membimbing
siswa merumuskan hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan
|
4.
|
Melakukan
kegiatan penemuan
|
Membimbing
siswa melakukan kegiatan penemuan dengan mengarahkan siswa untuk memperoleh
informasi yang diperlukan
|
5.
|
Mempresentasikan
hasil kegiatan penemuan
|
Membimbing
siswa dalam menyajikan hasil kegiatan, merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
|
6.
|
Mengevaluasi
kegiatan penemuan
|
Mengevaluasi
langkah-langkah kegiatan yang telah dilakukan
|
c.
Model
Pembelajaran Kooperatif
1)
Pengertian, Karakteristik, dan Prinsip
Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaiam kegiatan belajar yang dilakukan oleh
sisiwa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Karakteristik dari model pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk
bekerja sama, dan keterampilan bekerja sama. Prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif yaitu prinsip ketergantungan positif (positif interdependence), tanggung jawab perorangan (individual accountabillity), interaksi
tatap muka (face to face promotion
interaction), dan partisipasi dan komunikasi (participation communication).
2)
Langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif
Tabel 2
Langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif
No.
|
Fase
|
Tingkah laku guru
|
1.
|
Fase-1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar
|
2.
|
Fase-2
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
|
3.
|
Fase-3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok kooperatif
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
4.
|
Fase-4
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
|
5.
|
Fase-5
Evaluasi
|
Guru
megevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
amsing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
6.
|
Fase-6
Memberikan
penghargaan
|
Guru
mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok
|
3)
Beberapa variasi dalam model cooperative
learning
a.
Student Teams Achievment Division (STAD)
Slavin
(dalam Nur, 200: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat
prestasi, jenis kelamin, dan suku. Hal yang perlu dipersiapkan dalam model
pembelajaran kooperatif STAD yaitu perangkat pembelajaran, membentuk kelompok
kooperatif, menentukan skor awal, pengaturan tempat duduk, dan kerja kelompok.
Tabel 3
Fase-fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Fase
|
Kegiatan Guru
|
Fase
1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Menyampaikan
semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
|
Fase
2
Menyajikan/menyampaikan
informasi
|
Menyajikan
informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan/lewat bahan bacaan
|
Fase
3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
Fase
4
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
|
Fase
5
Evaluasi
|
megevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau amsing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
Fase
6
Memberikan
penghargaan
|
mencari
cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
|
b.
Tim Ahli (Jigsaw)
Jigsaw
merupakan pemilihan pendekatan dengan adanya kelompok ahli dan kelompok asal.
Gambar 2
Tim Ahli (Jigsaw)
c.
Investigasi Kelompok (Group Investigasion)
Pada
modelinvestigasi kelompok ini, guru membagi siswa menjadi 5-6 anggota dalam
kelompok kemudian setiap kelompok memilih topik yang akan dibahas. Hasilnya
dipresentasikan di depan kelas. Langkah-langkahnya adalah:
·
Pemilihan topik
·
Merencanakan kerja sama
·
Implementasi
·
Analisis dan sintesis
·
Presentasi hasil akhir
·
Evaluasi
d.
Think
Pair Share (TPS)
Langkah-langkah
|
Kegiatan
|
Langkah 1
Thinking
(Berpikir)
|
Guru
mengajukan pertanyaan atau menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan
dengan materi pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan pertanyaan atau
permasalahan tersebut.
|
Langkah 2
Pairing
(Berpasangan)
|
Guru meminta
siswa untuk berpasangan mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya. Pada
interaksi ini, siswa dapat berbagi jawaban/ide permasalahan.
|
Langkah 3
Sharing
(Berbagi)
|
Guru meminta
siswa berbagi secara bergiliran tentang apa yang telah mereka diskusikan
kepada seluruh kelas. hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan
ke pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar sebgaian mendapat kesempatan.
|
e.
Numbered
Head Together (NHT)
Tahap-Tahap
|
Kegiatan
|
Tahap 1
Penomoran
|
Guru membagi
siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi
nomor 1-5.
|
Tahap 2
Mengajukan Pertanyaan
|
Guru
mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan bisa bervariasi dan
dapat spesifik serta dalam bentuk kalimat tanya.
|
Tahap 3
Berpikir Bersama
|
Sisiwa
menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap
anggota dalam timnya untuk mengetahui jawabannya.
|
Tahap 4
Menjawab
|
Guru memanggil
satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
|
f.
Teams
Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah
|
Kegiatan
|
Langkah 1
Penyajian Kelas (class presentation)
|
Menyampaikan
semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar dan menyajikan
informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan/lewat bahan bacaan
|
Langkah 2
Pembentukan kelompok (teams)
|
Guru membagi
siswa atas beberapa kelompok terdiri dari 5 orang yang heterogen.
|
Langkah 3
Games
Tournament
|
Setiap meja
turnamen berasal dari anggota kelompok yang
|
Langkah 4
Penghargaan Kelompok
|
Setiap anggota
kelompok kembali ke kelompok asal dan melaporkan hasil skornya untuk dihitung
raat-rata. Penghargaan diberikan berdasarkan hasil skor rata-rata kelompok
asal.
|
g.
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
·
Pembentukan kelompok secara heterogen
terdiri dari 4 orang
·
Guru memberikan bahan bacaan sesuai
dengan materi bahan ajar
·
Siswa bekerja sama (membaca bergantian,
menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap bahan bacaan
·
Siswa menuliskan hasil kolaborasinya
dengan anggota lain dalam satu kelompok
·
Siswa mempresentasikan hasil
kolaborasinya
·
Refleksi dan umpan balik dari guru
h.
Team
Assisted Individualization (TAI)
Sintaks
dari model TAI adalah sebagai berikut:
·
Pembentukan kelompok atas dasar
heterogenitas
·
Pemberian bahan ajar bisa berupa modul
atau LKS
·
Pembelajaran dalam kelompok, siswa yang
belum paham dibantu oleh siswa yang pandai dalam satu kelompok secara
individual atau dapat dilakukan peer
tutor
·
Pengerjaan kuis atau ujian
·
Refleksi dan umpan balik dari guru
4)
Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif
a.
Keunggulan dari model pembelajaran
kooperatif
·
Peserta didik lebih memperoleh
kesempatan dalam hal meningkatkan hubungan kerja sama antarteman
·
Peserta didik lebih memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap
kritis, sikap, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
·
Guru tidak perlu mengajarkan sebuah
pengetahuan kepaa peserta didik, cukup konsep-konsep pokok karena dengan
belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri
b.
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai
berikut:
-
Memerlukan alokasi waktu yang relatif
lebih banyak, terutama jika belum terbiasa
-
Membutuhkan persiapan yang lebih
terprogram dan sistematik
-
Membutuhkan kemampuan khusus guru
sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan pembelajaran
kooperatif
-
Menuntut sifat tertentu dari siswa,
misalnya sifat suka bekerja sama
-
Jika peserta didik belum terbiasa dan
menguasai belajar kooperatif, pencapaian hasil belajar tidak akan maksimal.
d.
Model
Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Pembelajaran
aktif didefinisikan sebagai model pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu
melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa
yang dapat dilakukannya selama pembelajaran.
Non
Kolaboratif (Pembelajaran Aktif Individual)
a.
Pembelajaran Kertas Satu Menit (One Minute Paper)
Sintaks dari model ini adalah
sebagai berikut:
-
Guru meminta siswa untuk mengeluarkan
suatu kertas kosong lalu memberikan suatu pertanyaan baik yang jawabannya khas
atau suatu pertanyaan berujung terbuka (openended
question).
-
Berikan kepada mereka satu menit saja
dan paling lama dua menit kesempatan untuk menjawabnya
b.
Pembelajaran Butir Terjelas (Clearest Point)
Dalam pembelajaran ini, guru dapat
memberikan waktu lebih lama kepada para siswa untuk menjawab suatu pertanyaan,
misalnya “Apakah butir terjelas atau esensi utama dari pembelajaran hari ini?”.
c.
Pembelajaran Tanggapan Aktif (Active Response)
Guru meminta kepada siswa untuk
melaporkan tanggapan mereka terhadap suatu fase tertentu dari bahan ajar,
misalnya memberikan suatu penilaian terhadap bagian bahan ajar tertentu.
d.
Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Journal)
Pembelajaran dnegan jurnal (journaling) adalah suatu praktik
penulisan atau pencatatan pada sebuah kertas (atau halaman dari suatu buku
jurnal) tentang kumpulanpemikiran, pemahaman, dan penjelasan tentang sebuah
gagasan atau konsep.
e.
Pembelajaran Kuiz Bacaan (Reading Quiz)
Guru mengajukan sejumlah pertanyaan
dalam serangkaian kuis bacaan dengan maksud memberikan panduan terhadap siswa
tentang butir-butir penting bahan ajar yang harus diamati dan ditelaahnya
secara cermat.
f.
Pembelajaran Jeda untuk Penjelasan (Clarification Pauses)
Guru melakukan jeda, memberikan
wkatu kepada siswa untuk melakukan pengendapan, membangun struktur kognitifnya
terkait bahan ajar yang baru saja didengarnya dari guru. Guru mengajukan
pertanyaan kepada setiap siswa apakah perlu penjelasan lagi terkait bahan ajar
yang baru saja diajarkan, atau guru dapat berkeliling kelas melihat-lihat
catatan siswa.
g.
Pembelajaran Tanggapan terhadap
Demonstrasi (Response to a Demonstration)
Guru melaksanakan presentasi
pembelajaran atau suatu kegiatan demonstrasi, para siswa diminta untuk
menuliskan suatu paragraf yang dimulai dengan kalimat, misalnya “Saya pada
hhari ini telah belajar tentang ....”.
h.
Pembelajaran Waktu Tunggu (Wait Time)
Waktu tunggu yang disediakan guru
tidak lama, sekitar 15 detik sampai 20 detik bergantung tingkat kesulitan bahan
ajar.
i.
Pembelajaran Ringkasan Siswa (Student Summary)
Salah satu siswa secara sukarela
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, guru meminta siswa lain untuk
membuat ringkasan dari tanggapan siswa yang menjawab pertanyaan pertaa tadi.
j.
Pembelajaran Mangkuk Ikan atau Akuarium
(Fish Bowl)
Guru memberikan sebuah kartu indeks
(indeks card) pada amsing-masing
siswa, dan masing-masing siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan di
atas kartu indeks tersebut terkait bahan ajar yang baru saja diterimanya.
k.
Pembelajaran Pertanyaan Kuis/Tes (Quiz/Test Question)
Para siswa diminta secraa aktif
terlibat dalam menciptakan kuis dan bahan-bahan tes yang akan digunakan guru,
baik sebgian atau seluruhnya, yang akan dipergunakan sebagai bahan ulangan
nantinya, bergantung pada keinginan guru.
l.
Pembelajaran Kode Jari (Finger Signal)
Siswa diberikan pertanyaan dan
diinstruksikan untuk menjawab pertanyaan dnegan cara mengangkat tangannya dan
menunjukan sejumlah jari tangan ke atas sesuai kesepakatan antara guru dengan
para siswa.
e.
Model
Pembelajaran Kolaboratif
Model
ini terkadang ada yang menyebutnya sama dengan pembelajaran kooperatif, karena
memang mempersyaratkan adanya kolaborasi/kerja sama antar siswa dalam kelompok,
bedanya jumlah siswa perkelompok bebas, boleh hanya dua orang sampai 20 orang
per kelompok, struktur pembelajran juga tidak terlalu ketat. Teknik
pembelajaran dari model kolaboratif di antaranya adalah:
1)
Teknik Pembelajaran Sebaya (peer learning)
b.
Kelompok Sindikat (syndicate group)
c.
Kelompok Afinitas (affinity group)
d.
Kelompok Penyelesaian dan Kritik (solution and critic group)
e.
Kelompok Ajar-Tulis-Diskusi (teach-write-discuss group)
2)
Teknik Debat
3)
Teknik Sel Belajar (learning cell)
4)
Teknik Reaksi terhadap Video (a reaction to video)
5)
Teknik Pengajaran Berbalasan (reciprocal teaching)
6)
TAPPS (thinking aloud pair problem solving)
7)
Teknik POE (predict-observe-explain)
8)
PDEODE (predict-discuss-explain-observe-discuss-expalin)
9)
Teknik POGIL (process-oriented guided-inquiry learning)
10) Teknik
Lima E (5Es Technique) yaitu Engage (Libatkan), Explore (Eksplorasi), Explain
(Jelaskan), Extend (Kembangkan), Evaluate (Evaluasi)
11) Teknik
KWLH (Know-Want-Learned-How)
12) Teknik
Pembelajaran Pemandu Grafis (Graphic
Organizer Learning)
a.
Peta Deskriptif atau Peta Tematik (thematic map)
b.
Pohon Jejaring (network tree)
c.
Peta Laba-laba (spider map)
d.
Peta Masalah dan Penyelesaian (problem and solution map)
e.
Ikhtisar Masalah-Penyelesaian (problem-solution outline)
f.
Peta Kejadian Berurutan (sequential episodic map)
g.
Grafik Tulang Ikan (fishbone map)
h.
Bagan Komparatif dan Kontrastif (comparative and contrastive map)
i.
Matriks Banding-Kontras
j.
Skala Kontinum
k.
Bagan Deret Rantai Kejadian
l.
Bagan Siklus
m. Ikhtisar
Interaksi Manusia
13) Teknik
Pembelajaran Peta Konsep (concept mapping)
14) Teknik
CSCL (computer-supported collaborative
learning)
15)
Beberapa Teknik Pembelajaran
Kolaboratif yang dikembangkan oleh Northern
Ireland Curriculum
a.
Teknik Beradu Punggung
b.
Teknik Pertimbangkan Semua Faktor
c.
Teknik Membentuk Kelompok
d.
Teknik Kolase
e.
Teknik Roda Konsekuensi
f.
Teknik Setiap Siswa Mengajar Satu Siswa
Lain
g.
Teknik Piramida Prioritas
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenadamedia Group
Trianto, M.Pd. (2009). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenadamedia Group
Suprihatiningrum, Jamil (2012). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Yogyakarta:
A-Ruzz Media
Warsono dan Hariyanto (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Surabaya:
PT Remaja Rosdakarya